Our site is moved here
Blog Mbah Dinan

Jumat, 02 Juni 2017

Estetika Barat II

Kali ini akan dipaparkan estetika menurut pandangan barat. Adapun untuk lebih jelasnya silahkan baca Estetika Barat I. Hal ini agar tulisan ini dapat mudah dimengerti. Silahkan baca Estetika Barat II sampai tuntas.

Plotinus (205-270)

Plotinus adalah pendiri Neo Platonis. Ia dikenal dengan filsafatnya tentang pengaliran (emanasi), semua hal dari yang Esa dan semua kembali kepadaNya. Sesuai dengan pemikiran itu, pandangannya tentang keindahan berangkat dari kenyataan duniawi yang kita saksikan dan yang kita alami sehari-hari. Di dalam upayanya mengetahui asal semua hal, termasuk diri manusia sendiri, manusia mulai menempuh jalan kembali tersebut. Di dalam menghadapi kenyataan itu dan di dalam perjalanan kembali ke sumbernya, manusia mengalami sesuatu yang disebut "indah". "Keindahan" itu ia temukan, baik yang terlihat maupun yang terdengar, bahkan juga dalam watak dan tingkah laku manusia. Ia memberikan definisi keindahan sebagai kesatuan, simbolisme, dan keseragaman. Menurut Plotinus, hidup adalah forma dan forma adalah keindahan.
Pandangannya yang lain dikatakan bahwa, keindahan itu adalah pancaran budi Ilahi. Apabila yang hakikat menyatakan dirinya atau memancarkan sinarnya dalam realitasnya yang penuh, itulah keindahan. Seniman adalah orang yang tajam pandangannya, yang dapat melihat keindahan Ilahi.

Santo Augustinus (354-430)

Filsafat Augustinus cukup dipengaruhi Neoplatonisme. Bahkan dalam hal-hal tertentu dipandang hanya mengulang kembali ucapan-ucapan Plato. Ia mendefinisikan keindahan sebagai kesatuan bentuk (omnis pulcritudinis forma unitas est). Augustinus berpendapat bahwa pengamatan mengenai keindahan mengandaikan dan memuat suatu penilaian. Artinya, apabila suatu objek dinilai jelek, maka objek tersebut diamati sebagai sesuatu yang menyimpang dari yang seharusnya terdapat di dalamnya, yaitu ketidakteraturannya. Kita dapat mengamati kedua-duanya apabila memiliki idea tentang "keteraturan ideal" yang dapat diterima lewat Terag Ilahi (divina illuminatio).

Thomas Aquinas (1225-1274)

Rumusan Thomas yang paling terkenal ialah "Keindahan berkaitan dengan pengetahuan; sesuatu dinyatakan indah jika sesuatu itu menyenangkan mata sang pengamat". Artinya, pengalaman keindahan muncul apabila terdapat pengetahuan dan pengalaman di dalam diri manusia. Thomas Aquinas menyaratkan tiga hal agar sesuatu bisa disebut indah, yaitu:
  1. Adanya integritas atau perfeksi
  2. Proporsi yang tepat atau harmonis
  3. Adanya klaritas atau kejelasan.

Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762)

Baumgarten sebenarnya tidak banyak memberikan pemikiran baru mengenai teori keindahan. Akan tetapi, karena jasanya memperkenalkan istilah "Aesthetika" sebagai bidang penyelidikan khusus mengenai teori tantang keindahan kepada dunia, sehingga ia diberi gelar "Bapak Ilmu Estetika". Baumgarten adalah seorang filosof Jerman yang membedakan adanya tiga kesempurnaan di dunia ini, yaitu:
  1. Kebenaran, ialah kesempurnaan yang ditangkap dengan rasio
  2. Kebaikan, ialah kesempurnaan yang ditangkap dengan moral, dan
  3. Keindahan, ialah kesempurnaan yang ditangkap dengan indera.

Immanuel Kant (1724-1804)

Immanuel Kant seorang filosof terkemuka dari Jerman, yang hidup semasa dengan Baumgarten. Ia membagi teori keindahannya menjadi empat bagian, yakni teori disinterestedness, teori universalitas, teori esensialitas, dan teori bentuk tujuan. Teori Kant yang paling terkenal dan sering dikutip orang dari keempat teorinya itu ialah teori disinterestedness yang menyatakan bahwa
"Keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan tanpa pamrih dan tanpa adanya konsep-konsep tertentu". Di dalam menikmati keindahan suatu objek harus menghilangkan kepentingan hidup sehari-hari seperti kepentingan memiliki, menguasai, dan memanfaatkan. Penilaian keindahan harus dipisahkan dari keberadaan atau eksistensi objeknya.

Hogart

Hogart seorang berkebangsaan Inggris, di dalam bukunya berjudul "Analysis of Beauty" terbit pada tahun 1753, memberikan analisis tentang keindahan. Ia berpendapat bahwa keindahan erat sekali hubungannya dengan seni bangunan (formatif art), seperti seni ukir, seni patung, dan arsitektur. Prinsip abstrak tentang kesatuan dalam keanekaan (unity in variety) dipandang sebagai tingkat tertinggi dari keindahan. Hogart pada praktik artistiknya berusaha mencari keistimewaan dibalik kejelekan.

Beberapa tokoh Barat lainnya mengemukakan pengertian keindahan, di antaranya:
  1. Mortimer Adler; keindahan adalah sifat dari sesuatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak berkepentingan, yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya.
  2. Charles J. Bushnell; keindahan adalah kualitas yang mendatangkan penghargaan yang mendalam tentang berbagai nilai atau ideal yang membangkitkan semangat.
  3. Samuel Coleridge; keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik bentuknya dengan yang bertenaga hidup.
  4. Benedetto Croce (filosof Italia); keindahan adalah pengungkapan yang berhasil dari suatu institusi.
  5. Friedrich Hegel (filosof Jerman); keindahan adalah idea yang terwujud di dalam indera.
  6. Michelangelo (seniman); keindahan adalah penyingkiran hal-hal yang berlebihan.



Daftar Pustaka:
Sukarman B, 2006. Estetika. Makassar: Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.
http://kiossahabatbaru.blogspot.co.id/2012/06/keindahan-menurut-pandangan-barat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar