Our site is moved here
Blog Mbah Dinan

Minggu, 16 April 2017

ESTETIKA: Periode Skolastik sampai Idealis

Periode Skolastik

Dalam sejarah Filsafat Barat abad pertengahan adalah masa timbulnya filsafat baru. Hal ini dikarenakan kefilsafatan itu dilakukan oleh bangsa Eropa Barat dengan para filosofnya yang umumnya pemimpin gereja atau penganut Kristiani yang taat dandikenal dengan sebutan Filsafat Skolastik. Dalam abad pertengahan ini masalah theologia mendapat perhatian utama dari para filosof. Masalah estetika dikemukakan oleh Thomas Aquinas (pengagum Aristoteles) yang hidup pada tahun 1225-1274, menurutnya keindahan itu terdapat dalam 3 kondisi, yaitu :
  1. Integrity or perfection  (keutuhan atau kesempurnaan)
  2. Proportion or harmony  (perimbangan atau keserasian)
  3. Brightness or clarity  (kecermelangan atau kejelasan)
Munurut Thomas Aquinas, hal-hal yang cacat (tidak utuh, tidak sempurna) adalah jelek, sedangkan hal-hal yang berwarna cemerlang atau terang adalah indah. Tiga unsur keindahan itu oleh para ahli modern disebut kesatuan, perimbangan dan kejelasan.

Periode Renaissance

Kata Renaissance berarti kelahiran kembali, yaitu membagun kembali semangat kehidupan klasik Yunani dan Romawi dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni. Gerakan pembaharuan ini dilakukan terutama oleh para humanis Italia yang dimulai kurang lebih abad ke XIV. Gerakan ini hampir disegala bidang ilmu pengetahuan kesenian dan filsafat. Tetapi yang paling pada bidang seni. Uraian mengenaai estetika secara luas ditulis oleh Massilimo Visimo, sedangkan penulis-penulis lainnya banyak mengulas teori-teori seni. Leon Batista dan Albert Durer dalam bidang seni rupa, Giosefe Zarlino dan Wincenzo Galilei dalam bidang musik,serta Lodovia Castelvetro dalam bidang puisi.

Periode Aufklarung

Pencerahan merupakan gerakan lanjutan dari Renaissance. Dalam periode ini masih terlihat pengaruh rationalisme Descartes dan Empirisme Bacon dalam pembahasan Estetika. Baumgarten (Alexander Gotlieb Baumgarten), dia seorang filsuf Jerman (1714-1762) adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah ”estetika” sebagai ilmu tentang seni dan keindahan. Baumgarten membedakan pengetahuan itu menjadi 2 macam:
  1. Pengetahuan intelektual (intellectual knowledge)
  2. Pengetahuan indrawi (sension knowledge) (The liang Gie, 1980)
Pengetahuan intelektual disebut pengetahuan tegas, sedangkan pengetahuan indrawi dianggap pengetahuan kabur. Estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indrawi yang tujuannya adalah keindahan. Tujuan keindahan adalah untuk menyenangkan dan menimbulkan keinginan. Manifestasi keindahan tertinggi tercermin pada alam, maka tujuan utama dari seni adalah mencontoh alam.

Pengaruh Empirisme Bacon nampak dalam hal imajinasi rasa estetis atau cita rasa. Hal ini terlihat dalam pendapat Edmund Burke dan Lord Kaimes. Menurut Edmud Burke (1729-1798) masalah selera itu tidak dapat dijadikan hakim dalam keindahan (Wajiz Anwar, 1980). Sedangkan Lord Kaimes dalam karyanya Elements of Criticism yang terbit pada tahun 1961 sependapat dengan Burke. Keindahan adalah sesuatu yang dapat menyenangkan selera.

Dia mengemukakan suatu titik tolak baru, bahwa pengalaman mengenai suatu emosi walaupun sangat pedih seperti emosi takut atau kesengsaraan adalah menyenangkan. Emosi yang menyedihkan adalah menyenangkan bila direnungkan. Perang, bencana alam adalah  menyedihkan, tetapi menyenangkan bila kita melihatnya dipanggung sandiwara atau dalam seni film. Kejadian yang paling dahsyat dan mengerikan justru paling mengesankan dan menggembirakan bila diingat. Keindahahan ialah menyenangkan. Oleh karena itu keindahan ditentukan oleh selera semata-mata.

Periode Idealis

Sejalan dengan perkembangan filsafat, idealisme  mempengaruhi pendangan estetika di Jerman. Immanuel Kant merupakan filsuf pertama yang mengemukakan teori estetika dari pandangan objektif. Maka penyelidikan estetika berubah, dari penelaahan ontologis beralih ke bidang ilmu jiwa, yang sebelumnya telah dirintis oleh rationalime dan empirisme. Filsuf-filsuf yang termasuk dalam peroide ini diantraanya adalah: Immanuel kant, Schiler, Scheling dan Hegel. Pandangan Immanuel Kant akan di bahas pada tulisan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar