Our site is moved here
Blog Mbah Dinan

Minggu, 09 April 2017

ESTETIKA: Pengertian, Definisi, dan Pendekatan Studi

Pengertian Estetika

Istilah estetika berasal dari kata Yunani: Aistetika yang berarti hal-hal yang dapat dicerap dengan panca indra. Aisthesis yang berarti pencerapan panca indra (The Liang Gie, 1976:15). Jadi, estetika menurut arti etimologis, adalah teori tentang ilmu penginderaan. Pencerapan panca indra sebagai titik tolak dari pembahasan Estetika didasarkan pada asumsi bahwa timbulnya rasa keindahan itu pada awalnya melalui rangsangan panca indra.

Istilah estetika sebagai ”ilmu tentang seni dan keindahan” pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filsuf Jerman yang hidup pada tahun 1714-1762. Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru dimulai pada abad ke XVII namun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, yang disebut dengan istilah ”beauty” yang diterjemahkan dengan istilah ”Filsafat Keindahan”.  

Keindahan, menurut luas lingkupnya dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
  1. Keindahan dalam arti yang terluas, meliputi keindahan alam, keindahan seni, keindahan moral, keindahan intelektual dan keindahan mutlak (absolut)
  2. Keindahan dalam arti estetis murni : menyangkut pengalaman esetetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
  3. Keindahan dalam arti terbatas hanya menyangkut benda-benda yang dicerap dengan penglihatan, yakni berupa kiendahan bentuk dan warna (The Linag Gie, 1996:17-18).  
Dalam kenyataanya, pencerapan indra penglihatan hanya bersifat terbatas yang menyangkut cahaya, warna dan bentuk. Keindahan dalam arti pengertian inderawi sebenarnya lebih luas daripada yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan, sebab beberapa karya seni dapat pula dicerap oleh indera pendengaran, misalnya seni suara.

Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian idea kebaikan, misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Plotinus mengatakan tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.

Definisi Estetika

Definisi estetika itu beragam. Tiap-tiap filsuf mempunyai pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Tetapi pada prinsipnya, mereka sependapat bahwa estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan atau hal yang indah, yang terdapat dalam alam dan seni. Definisi-definisi itu diantaranya:
  1. Definisi umum: Estetika adalah cabang filsafat yang membahas mengenai keindahan/hal yang indah, yang terdapat pada alam dan seni.
  2. Luis O. Kattoff: Cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan dan peranan keindahan, khususnya di dalam seni.
  3. Dictionary of Philosophy (dagobert D. Runes): Cabang filsafat yang berhubungan dengan keindahan atau hal yang indah, khusunya dalam seni serta citarasa dan ukuran-ukuran nilai baku dalam menilai seni.
  4. The Encyclopedia of Philosophy: Estetik adalah cabang Filsafat yang bertalian dengan penguraian pengertian-pengertian dan pemecahan persoalan-persoalan yang timbul bilamana seseorang merenungkan tentang benda-benda estetis. Pada gilirannya benda-benda estetis adalah semua benda yang tekena oleh pengalaman estetis; dengan demikian hanyalah setelah pengemalan estetis dapat secukupnya dinyarakan ciri-ciri bisalah seseorang menentukan batasnya golongan benda-benda estetis tersebut.
  5. William Halverson: Cabang filsafat (axciology)yang bertalian dengan sifat dasa dari nilai-nilai non-moral khususnya keindahan dan nilai-nilai lainya apapun yang mempunyai sangkutan istimewa dengan seni.
  6. Van meter Ames (Collier's Encyclopedia) Penelaahan tentang apa yang tersangkut dalam penciptaan, penghargaan dan kritik seni, dalam ubungan seni dengan peranan yang berubah dari sei dalam suatu dunia pancaroba.
  7. Gerome Stolnitz (The Encyclopedia of Phylosophy): Estetika dilukiskan sebagai penelaahan filsafati tentang keindahan dan kejelekan. Keindahan mempunyai nilai estetis yang bersifat positif, sedangkan kejelekan mempunyai nilai estetis yang bersifat negatif. Hal yang jelek bukan berarti tidak adanya unsur keindahan.
  8. The american Society for aestheties: Semua penelaahan menenai seni dan bermacam-macam pengalaman yang berhubungan dengan itu dari suatu sudut pandang filsafati, ilmiah dan teoritis lainnya, termasuk dari psikologi, sosiologi, anthropology, sejarah kebudayaan kritik seni dan pendidikan (The Liang Gie,1976,16-31).
Ruang Lingkup Filsafat keindahan dan Estetika meliputi:
  1. Persoalan tentang nilai estetis (estheic value)
  2. Pengalaman estetis ( esthetic experience)
  3. seni (art)
  4. seniman
Hal ini dipelajari secara historis, ilmiah, teoritis, informatif dan filosofis. Secara historis artinya estetika dipelajari dari segi sejarahnya dan diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi keidupan manusia. Secara ilmiah artinya estetika dipelajari diuji dan dikaji seperti halnya ilmu pengetahuan. Secara teoritis artinya dengan menggunakan teori-teori atau dalil-dalil serta  pendapat-pendapat dari para filsuf atau ilmuwan di dalam pembahasan estetika secara empiris dan ilmiah. Pendekatan studi secara informatif yaitu dengan mendapatkan masukan atau informasi mengenai sesuatu hal ,baik lewat media massa, ilmu pengetahuan, empiri maupun pendapat  masyarakat. Pendekatan studi filosofis diharapkan mampu mencari dan menemukan esensi atau substansi dari keindahan itu.

Persoalan tentang Nilai Estetis (nilai keindahan)

Dalam rangka teori umum tentang nilai, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomis dan nilai-nilai yang lain. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetis.

Mengenai nilai, ada pendapat yang membedakan antara nilai subjektif dan nilai objektif. Pembedaan lainnya ialah antara nilai perseorangan dan nilai kemasyarakat. Dilihat dari segi  ragamnya nilai dibedakan menjadi nilai intrinsik, nilai instrumental,  nilai inheren dan nilai kontributif.

Nilai estetis sebagai salah satu jenis nilai manusiawi (nilai religius,etis dan intelektual) menurut The Liang Gie, tersusun dari sejumlah nilai yang dalam estetika dikenal dengan kategori-kategori nilai estetis atau kategori-kategori nilai keindahan.Pada umumnya filsuf membedakan adanya tiga pasang yaitu:
  1. kategori-kategori yang agung dan yang elok
  2. kategori-kategori yang indah dan yang jelek
  3. kategorI-kategori yang komis dan yang tragis
Akhirnya Kaplan menambahkan kecabulan (obscennity) sebagai kategori nilai estetis (The Liang Gie, 1978 : 169). Kecabulan (obscennity) lebih condong pada pendekatan secara etik atau moral. Dalam bidang seni dan keindahan, lebih tepat dengan istilah erotis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar